Jumat, 20 Desember 2013

Penemuan Harta Karun Di Benteng Laut Hitam 2.000 Tahun Yang Lalu



Para arkeolog telah menemukan harta karun yang dipendam oleh warga yang putus asa karena kota mereka dikepung oleh tentara kerajaan Romawi sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Ratusan koin perunggu, dan berbagai item dari emas, perak dan perhiasan perunggu ditemukan di bawah sebuah benteng kuno di pemukiman Krimea Artezia, Ukraina.

Para peneliti percaya bahwa harta itu buru-buru dikuburkan oleh orang-orang kaya yang berlindung dari legiun Romawi yang menyerang dalam perang saudara.




Benteng telah dikepung. Orang-orang kaya dari pemukiman dan lingkungan telah mencoba untuk bersembunyi di sana dari serangan Roma, kata Nikola Vinokurov, seorang profesor di Moscow State Pedagogical University.

Mereka telah mengubur harta mereka di dalam benteng.

Bangsa Romawi sebagai yang sangat terlatih dan dilengkapi tentara kuat menyerang orang yang bertahan di benteng, namun Profesor Vinokoruv tidak tahu apakah mereka bertahan hidup waktu itu.

Pada saat pengepungan dan jatuhnya benteng di 45AD, Artezian adalah bagian dari Kerajaan Bosporous dimana persaingan sedang terjadi di antara dua saudara dalam kendali politik.

Saudara yang tua adalah Mithridates VIII yang ingin merebut kemerdekaan dari Kekaisaran Romawi, sedangkan Cotys adiknya ingin menjaga kerajaan sebagai negara sahabat.

Tentara Romawi segera tiba untuk mendukung Cotys untuk melakukan penaklukan. Mereka mendirikan rezim di ibukota Bosporan dan membakar pemukiman warga yang dikendalikan oleh saudaranya, termasuk Artezian.




Tim Profesor Vinokurov ini telah merekrut sukarelawan untuk mempelajari kota sejak tahun 1989. Penelitian itu meliputi area seluar 3,2 hektar termasuk pekuburan di mana harta karun ditemukan.

Arkeolog yang bekerja di daerah tersebut telah mengungkapkan bahwa orang-orang Artezian mengikuti budaya Helenistik secara jelas.





Profesor Vinokurov mengatakan bahwa meskipun etnis penduduk Artezian berasimilasi, namu budaya mereka adalah Yunani murni. Mereka berbicara dengan bahasa Yunani, dan memiliki sekolah Yunani, arsitektur dan fortifikasi bernuansa Yunani juga.

Mereka mengikuti Hellenes karena terpengaruh oleh budaya tapi tidak murni dari garis keturunan.

Berabad-abad sebelumnya, pada puncak kebudayaan Yunani klasik, pelaut telah melakukan pelayaran ke Laut Hitam. Koloni-koloni dibangun arah ke timur, sehinga perkawinan campur dengan penduduk setempat terjadi.

Diantara penemuan harta karun tersebut adalah bros perak dengan ukiran gambar Aphrodite, dewi cinta Yunani, serta cincin emas dengan permata yang diukir gambar Nemesis dan Tyche, keduanya dewa Yunani juga.






Write caption here





Dig: Nikola Vinokurov, a professor at Moscow State Pedagogical University, has been leading expeditions to the Artezian site for archaeologists and volunteers since 1987



Peeling back the past: The fortress at Artezian was torched by the Romans in 45AD, then later rebuilt - but it"s treasure remained undiscovered until now

Follow On Twitter