Senin, 26 Agustus 2013

Pasar Paling Ngetop Di Indonesia



Saat traveling ke sebuah kota, pasar tradisional jadi salah satu atraksinya. Jangan salah, Indonesia punya beberapa pasar tradisional yang jadi incaran wisatawan domestik dan mancanegara. Ini dia 6 di antaranya.

Berikut 6 pasar tradisional paling terkenal di Indonesia. 6 Pasar ini menjadi salah satu destinasi paling magnetik bagi wisnus dan wisman:

Pasar Beringharjo, Yogya



Pasar Beringharjo, Yogya

Wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogya, DI Yogyakarta, tak mungkin melewatkan Pasar Beringharjo. Namanya sudah menyeruak sejak 1925, tepat saat Belanda masih menjajah Indonesia. Bayangkan, beberapa puluh tahun lalu noni-noni Belanda lalu lalang di gang-gangnya, menyatu dengan kerumunan pribumi yang berjualan di pasar.

Pasar tradisional di Jl Malioboro ini adalah yang terbesar di Kota Yogya. Nama "Beringharjo" dicanangkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX karena kawasan ini dulunya hutan beringin. Sekarang, hiruk pikuk pasar tradisional masih kental terasa di sini. Wisatawan domestik, mancanegara, dan warga lokal berbaur dalam atmosfer tawar-menawar. Hangat.

Pasar ini menjual batik, aneka kerajinan serta kuliner khas Yogya. Siapa yang tak kenal gudeg, atau pecel yang diberi remahan peyek kacang? Baik pagi, siang, sore, atau malam, Pasar Beringharjo siap memuaskan agenda makan para traveler. Ada pula jajanan manis seperti gethuk, es cincau, es campur, atau ketan manis yang disiram gula merah dan kelapa parut.

Soal batik, Pasar Beringharjo punya semuanya. Kain, baju, celana, kemeja, selimut, sampai tas dan sandal. Bahannya mulai dari katun, sifon, hingga sutra. Dari 4 lantai di Pasar Beringharjo, lantai 2 dan 3 menyuguhkan atmosfer berbeda. Wangi herbal menyeruak di lantai 2, pusatnya bahan jamu dan rempah-rempah. Sementara di lantai 3, traveler bisa menemukan beragam benda antik seperti kotak perhiasan dan lampu-lampu tua.

Di Pasar Beringharjo, wisatawan seperti belanja lintas zaman. Tak heran pasar ini terkenal hingga mancanegara.

Pasar Senen, Jakarta



Pasar Senen, Jakarta

Di mana lagi pakaian bekas "numplek" di satu tempat bersama onderdil dan kue basah? Oleh karena itulah Pasar Senen jadi incaran wisatawan saat berada di Jakarta Pusat. Pasar ini adalah sentra pakaian bekas, onderdil kendaraan bermotor baik motor maupun mobil, sampai pasar kue yang berlangsung mulai malam hingga subuh.

Di bagian dalam pasar, wisatawan bisa berkeliling 3 lantai untuk mencari baju, celana, jaket, kemeja, tas, sepatu, sandal, hingga gorden. Aksesori mulai dari gelang, kalung, topi, pasmina, jins, syal, juga dijual dengan harga sangat miring. Semua pakaian bekas itu dipatok mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 200.000 untuk jins termahal.



Jins pendek yang dijual di Pasar Senen

Menjelang malam hingga pagi esok harinya, pelataran Pasar Senen disulap jadi pasar kue tradisional. Para penjaja kue mulai buka lapak pada 17.00 WIB. Tepat saat itu juga, pembeli bisa langsung menyerbu dagangan. Ada lemang, pukis, tape, brownies, tart, roti, kue lapis, dan kue-kue tradisional lainnya yang khas Indonesia. Rasanya enak, dan harganya terjangkau.

Satu dus kecil dengan isi 3-15 kue dijual dengan harga Rp 5.000-Rp 10.000. Satu dus cake dadu yang dipotong kecil-kecil dijual dengan harga Rp 15.000. Chiffon cakes, brownies, juga tart dijual mulai Rp 10.000 hingga Rp 80.000 saja.

Ssst, tak banyak yang tahu kalau pasar ini adalah yang tertua di Jakarta. Dibangun dengan nama Pasar Snees, karena perdagangan yang berlangsung tiap hari Senin dan didominasi masyarakat etnis China. Pasar ini dibangun pada 1735, hampir bersamaan dengan dibangunnya Pasar Tanah Abang.

Pasar Atas dan Pasar Lereng, Bukit Tinggi



Bukittinggi adalah kota kecil dan memesona. Kota kelahiran Bung Hatta ini jadi tujuan utama wisatawan saat mengunjungi Sumatera Barat. Selain wisata alam dan sejarah, para turis juga menjajal pasar-pasar yang menjual aneka barang khas.

Pasar Atas adalah tempatnya mencari beragam kain siap jahit. Primadonanya tentu saja kain songket, yang terdiri dari 4 jenis. Ada kain songket benang satu, dua, tiga dan empat. Kain songket benang 4 adalah yang paling murah, selembarnya dipatok Rp 700.000. Sedangkan untuk benang satu, dihargai mulai dari Rp 2.000.000!

Pasar Atas juga pusatnya aneka cinderamata khas Ranah Minang. Ada gelang, kalung, tas, sandal etnik, hingga gantungan kunci Jam Gadang. Setelah berkeliling Pasar Atas, saatnya turun ke Pasar Lereng. Dinamakan begitu karena kontur pasar yang miring.

Pasar Lereng adalah pusatnya kuliner khas Sumbar. Jangan lewatkan karakaliang, dadiah, keripik balado, dan pastinya nasi kapau! Cukup dengan Rp 30.000, nasi kapau lengkap dengan minuman sudah tersedia di meja hidang.

Pasar Tanah Abang, Jakarta








Pasar Tanah Abang, Jakarta

Di mana wisatawan mencari aneka kain dari seluruh Indonesia? Pasar Tanah Abang-lah jawabannya. Pasar grosir di Jakarta Pusat ini terkenal sebagai sentra kain aneka jenis. Pasar Grosir Blok A adalah yang paling diminati wisatawan. Menjelang liburan terutama lebaran, Pasar Tanah Abang selalu dipadati pengunjung.

Kain aneka bahan bisa dicari di lantai B2, atau lantai paling bawah di Pasar Grosir Blok A. Kalau mencari batik, bisa langsung naik ke lantai 3. Untuk baju muslim, coba cari di lantai 5.

Aneka pakaian modern untuk kawula muda bisa ditemukan di lantai 6. Deretan toko di lantai ini menjual pakaian modis ala butik. Selain berkualitas, harga pakaian di sini pun terjangkau. Satu hal yang harus diingat, jaga tas dan barang Anda baik-baik agar terhindar dari pencopet. Oh ya, jangan takut menawar!

Pasar Klewer, Solo





Pasar Klewer

Kalau Yogya punya Beringharjo, maka Solo punya Pasar Klewer. Inilah pasar batik yang disebut-sebut paling besar se-Indonesia. Dari batik tulis hingga batik cap, dari katun hingga sutera, dari motif Solo hingga Banyumas dan Pekalongan, semua ada di sini. Tinggal datang ke pusat Kota Solo, wisatawan bisa langsung menyambangi Pasar Klewer.

Selain batik, pasar ini juga berkembang dengan kehadiran produk tekstil lain. Ada sprei, taplak, daster, juga aneka kerajinan kain yang cantik. Tapi selain itu, Pasar Klewer juga menyuguhkan aneka kuliner khas Solo dan Jawa Tengah.

Mulai dari tengkleng, pecel pincuk, gempol plered, mendut, bubur saren, dan es dawet yang sangat khas. Dawet atau cendolnya terbuat dari tepung beras yang ditambah potongan nangka, bubur ketan hitam, bubur sumsum, dan sebungkus tape nasi warna hijau. Slurp!

Pasar Induk Gedebage, Bandung



Pasar Induk Gedebage adalah sentra pakaian bekas di Bandung. Sudah hitungan tahun wisatawan menjadikan Pasar Gedebage opsi lain untuk belanja baju selain deretan Factory Outlet yang menjamur.

Saat akhir pekan, berbaurlah dengan warga dan wisatawan lain mencari aneka pakaian bekas berkualitas. Sama seperti Pasar Senen, di sini Anda bisa menemukan aneka pakaian dari baju sampai tas dan sepatu. Harganya pun sama miringnya, mulai dari Rp 1.000 sampai Rp 150.000 untuk jins impor yang masih bagus!

Follow On Twitter